Bunga cinta
bersemi di lahan kehidupanku
Warnanya
beragam, indah dipandang mata
Dari beragam
bunga cinta yang mekar
Hanya ada satu bunga cinta yang paling menawan hati
Bunga lili putih
yang tumbuh di pinggir kolam nuraniku
Itulah yang
paling indah
Meskipun
warnanya tak seindah bunga cinta lainnya,
Menurutku ialah yang paling istimewa
Putih
menggambarkan kesucian yang tertanam dalam cinta
Warnanya tak
berubah,
Meskipun waktu
mungkin saja memudarkan warnanya
Setitik lumpur
keruh yang terpercik dari kolam pun
Tak mampu membuat keindahan sang bunga luntur
Hari berlalu,
musim berganti
Bunga cintaku
yang berwarna-warni mulai gugur
Mereka gugur
seiring dengan keindahan warna cintanya yang luntur
Hanya satu bunga
yang tetap subur di ladang hatiku yang mulai gersang
Ialah bunga
cintaku yang paling istimewa,
Sang lili putih
Yang selalu
menjernihkan keruhnya kolam nuraniku
Yang selalu
menghiasi hariku dengan warnanya yang tetap cemerlang
Yang selalu
membuat ladang hatiku bersemi
Yang masih tumbuh dengan subur seperti cintaku
padanya
Kini warna sang
lili putih pun mulai pudar
Mungkin Tuhan
tak lagi izinkan aku merawatnya,
Atau mungkin
warnanya pudar karena jauhnya jarak yang memisahkan
Seperti jauhnya
jarak sumber air kehidupan menuju kolam nurani
Tempat tumbuhnya sang lili putih
Tuhan, ku
titipkan bunga cintaku padaMu
Kumohon rawat
dan peliharalah ia
Hingga ia tetap
tumbuh subur,
Meskipun mungkin
keindahannya bukan lagi untukku
Tuhan, hanya
Engkau yang tahu
Bagaimana nasib sang lili putih selanjutnya
Aku titipkan
bunga cintaku, sang lili putih padaMu
Jika kelak Kau
izinkan,
Warna sang lili
putih pasti akan kembali bersinar
Ia pasti akan
kembali mewarnai ladang hatiku yang sedang gersang
Tapi jika Kau
tak mengizinkan,
Biarkan sang
lili putih menebar benihnya
Hingga menemukan
ladang hati yang tepat untuknya
Biarkan bunga
cinta lainnya tumbuh di ladang hatiku
Agar ladang
hatiku kembali berwarna
Seperti saat
sang lili putih tumbuh subur dan membuat ladang hatiku bersemi
-Untuk sang lili putih-